Kong vs Godzilla sempat jadi titik cerah di ujung lorong kegelapan industri bioskop. Sampai 80an persen dari 50 persen kapasitas maksimum bioskop, katanya rata-rata bisa terisi.
Alasannya, karena memang film ini menyajikan pengalaman sinematik yang tak tergantikan dengan teknologi lain selain sensasi sinematik ruang bioskop. Saya sendiri nonton di teater 4DX, demi impresi maksimal.
Selain alasan cinematic experience, sutradara film ini juga menarik. Adam Wingard saya ikuti karyanya sejak VHS.
Meskipun Death Note versi Netflix bikin dahi bekernyit, kesadisan yang jadi ciri khas Adam dari film pertamanya, nggak hilang. Maka, eksplorasi “sidik jari” itulah yang sepertinya menarik buat saya lihat di pertarungan antara Kong dan Godzilla.
Lain dari itu, alur kisah duel raksasa ini juga terkait dengan sebuah teori konspirasi. Salah satu tokoh dalam film ini, ahli bumi. Dan planet bumi yang ditempati dalam jagad mereka, adalah bumi bolong.
Hollow earth atau bumi yang bagian dalamnya berongga, jadi salah satu teori konspirasi yang berusaha memperpanjang pendeknya pengetahuan manusia tentang planet ini. Kondisi imajiner ini pada akhirnya berkaitan dengan ujung bentrok antara Kong dan Godzilla. []
No comments:
Post a Comment