Gimana caranya ngenalin isu eksploitasi pekerja di industri tekstil, tanpa jadi bingung dan malah jadinya lucu? Ya, lewat nonton film ini.
Zoolander, ceritanya tentang kehidupan absurd model pria. Pemenang tiga tahun berturut-turut model terbaik dalam tahun itu, kalah bersaing.
Derek, si model tokoh utama kita--yang diperankan komikal maksimal oleh Ben Stiller--harus mengakui kharismanya kalah sama model lain, Hansel yang diperankan Owen Wilson--nggak jelas juga sebenanrya kriteria model pria terbaik itu apa. Haha.
Dengan kekalahan itu, Derek malah ditawari kerjaan sama Mugatu, seorang fashion influencer yang sejak awal film peran antagonisnya udah diungkap. Mugatu yang dimainkan oleh Will Ferell, sebenarnya bekerja buat sekelompok "mafia" yang ingin melestarikan eksploitasi pekerja di bidang fashion tadi.
Caranya: rekrut model pria "terabsurd" buat dijadikan agen rahasia. Si model bakal bertugas membunuh pemimpin baru sebuah negara yang warganya jadi pekerja industri busana tadi. Nama negaranya: Malaysia.
Di negara tetangga kita, jelas film ini berujung dilarang tayang. Soalnya memang candaannya bisa jadi menyakitkan bagi kaum nasionalis harga mati. Hansel setidaknya dua kali nyebut nama mikronesia dan apa gitu satu lagi. Haha.
Padahal keliatannya, yang dikritik mungkin China. Soalnya si presiden "malaysia" bernama dan penampilan khas negara yang kini jadi sumber pekerja murah itu--buktinya, korporasi besar produksi barangnya malah di sana. Jadi, ketersinggungan soal Malaysia sepertinya berlebihan.
Mungkin yang seharusnya tersinggung justru para model pria di dunia nyata. Soalnya memang kehidupan mereka di film ini keliatan konyol.
Untungnya para model barangkali sadar bahwa ini komedi. Kalau pun misalnya memang model pria itu seaneh demikian, ya ketawain aja.
No comments:
Post a Comment