Wednesday, July 27, 2011

Java Rocking Land 2011 (Hari Terakhir)

Setelah menghadiri hari pembukaan Java Rockinland 2011, saya kembali berkesempatan datang dihari penutup. Hari ketiga hajatan anual musik rock itu diramaikan artis-artis yang tak kalah menarik dibanding dua hari di belakangnya. Kombinasi performer yang ciamik juga jadi alasan saya ada disana. Menyaksikan penampilan musisi yang karyanya sudah saya kenal ibarat menghadiri presentasi karya ilmiah yang sebelumnya sudah dibaca, selalu ada tambahan poin yang menjadi objek kepuasan, apalagi bisa memotret mereka dan menceritakan ulang. Tahap terakhir itu yang akan saya lakukan melalui tulisan ini.

Panggung Rajasinga yang tepat berada di tepi pantai menjadi persinggahan pertama saya. Rentetan melodi distortik menohok sore yang menurut vokalis band yang baru merilis Rajagnaruk itu enak untuk dinikmati dengan musik slow di kamar. Tentu saja pernyataan itu hanya olok-olok belaka. Nyatanya mereka tetap terlihat enak meski tidak berada di kamar dan tidak membawakan lagu slow. Potongan lirik Good Shit For Good Friend yang mereka bawakan juga menginisiasi bergulirnya fase akhir JRL tahun ini. "Pesta, mari berpesta!"

Sunday, July 24, 2011

Java Rocking Land 2011 (Hari Pertama)

Untuk yang ketiga kalinya Java Rockin'land kembali digelar di atas tanah yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya, pantai Carnaval Ancol Jakarta. Event akbar yang diorganisir Java Festival Production itu dihadiri para musisi dan penikmat musik dari dalam maupun luar Indonesia. Di hari pertama, lebih dari 40 pengisi acara telah sukses meramaikan gelaran itu.

Seringai dan closehead didaulat menjadi headliner acara. keduanya tampil di panggung terpisah dengan rentang durasi penampilan yang sama. Seringai masih tetap tampil dengan ruh pesan yang sama, protes atas kondisi sosial di sekitar mereka. Di Javarockinland 2010, kuartet oktan tinggi ini pernah menyanyikan sebuah lagu berjudul tifatul. Lagu itu berisi kritik atas ide sang menteri untuk menyikapi konten berbau porno di dunia maya. Seorang penonton merekam lagu itu dan mengunggahnya di youtube, sehingga Seringai makin lekat dengan citra antiislam. Arian membahas image baru seringai itu di panggung ketiganya di Java Rockinland. Menurut eks vokalis band legendaris Puppen itu, Seringai bukan antiislam, melainkan mereka tidak mau Indonesia ini menjadi Arab Saudi. Arian bahkan menantang audiens untuk merekam lagi ucapannya itu dan mengunggahnya lagi di Youtube. Tantangan itu saya terima. hehe. Saya merekam kritik Arian terhadap tindak poligami yang menjadi appetite sebelum Seringai menderu di 'Lagu Ini Tak Sependek Jalan Pikiranmu'.



Thursday, July 14, 2011

Fusion Music Festival 2011 (Hari Kedua)

Sebelum menjelajahi hari kedua Fusion Music Festival 2011, saya tampilkan dulu tweet yang dikicaukan panitia di pos terakhir pagelaran itu.



Semua pihak tentu menyayangkan insiden diatas. Tapi sudahlah, kita masih punya mocca, blabla seperti yang dijanjikan panitia. Mari simak aksi mereka.

Panggung ballroom menjadi pemantik acara. Jika amplifier di ruang ini sudah memanas, maka itu tandanya kartu domino pertama telah dijatuhkan, rangkaian pengisi acara lain akan menambah riuhnya Fusiomusic 2011. Adalah Kuas Cielo, band tuan rumah yang terdiri dari kawanan lima orang itu melontarkan balak nada pertama. Beberapa lagu mereka tiupkan di antara hembusan AC yang memadati panggung indoor itu. Karakter vokal yang menempati oktaf atas menjadi ciri tersendiri band yang berulang tahun di penampilannya hari itu. Kontemplatif dan megah adalah dua kesan yang timbul dari karya mereka. Tolong beri ruang, Kuas Cielo akan menghajar hari.



Wednesday, July 13, 2011

Fusion Music Festival 2011 (Hari Pertama)

Tanggal 9 dan 10 Juli tahun ini akan menjadi hari bersejarah di masa depan nanti. Sebuah panggung apresiasi karya musik telah digelar di tanggal itu. Fusion Music Festival 2011 namanya. Dengan jargon 'When All The Vibes Meet', acara ini berani tampil sebagai pioneer festival musik yang tidak hanya terdiri dari satu jenis musik tertentu. Mari, saya ceritakan bagaimana suasana hari pertama Fusiomusic Fest 2011.

Free Play diberi kehormatan untuk membuka festival. Dengan karya instrumentalnya yang melenakan, Free Play adalah salah satu musisi independen Bogor yang perlu diikuti dan dinikmati pergerakannya. Simak foto dan video penampilan mereka di bawah ini.



Tuesday, July 5, 2011

RASSA Produksi Ke-14



Wahana Telisik Seni dan Sastra (WTS) kembali menggelar Ruang Apresiasi Seni dan Sastra (RASSA). Jika pada edisi RASSA bulan lalu pertunjukan teater yang ditampilkan, maka pada produksi RASSA ke-14 giliran musik yang diapresiasi. Dilaksanakan di ruang Pinus 2 kampus IPB Darmaga, RASSA XIV dihadiri berbagai kalangan, dari mahasiswa IPB, wartawan media lokal Bogor, hingga alumni kampus pertanian itu. Chimot didaulat sebagai tokoh utama dalam gelaran itu. Chimot adalah seorang mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Pria asal Banten itu menyuguhkan karya-karya musikal gubahannya. Total 8 lagu ia lantunkan dengan penuh penghayatan. Seperti biasa, RASSA tidak hanya menjadi wadah untuk para penikmat seni memanjakan diri, namun juga menjadi arena diskusi artistik karya yang ditampilkan. Selain diskusi tentang makna dan cerita dibalik karyanya, paparan Chimot tentang pengalaman musikalnya juga mengajarkan pesan mendalam tentang tekad kuat memperjuangkan cita-cita. Rekaman penampilan Chimot tersebut terekam dalam video di bawah ini.