Friday, September 27, 2013

Wukir Tanpa Bambu Wukir

Oleh : Rheza Ardiansyah


Hari kesepuluh di bulan kesembilan, saya memaksakan hadir ke sebuah forum diskusi musik di rangkaian pameran bienal OK Video. Yang paling membuat saya ingin hadir adalah penampilan Wukir Suryadi, seorang musikus asal Yogyakarta yang dikenal karena instrumennya yang selalu khas. Saya kira pas tiba disana, pas diskusi usai dan Wukir bersama kawannya sudah tinggal beraksi. Nyatanya tidak. Saya hadir ketika diskusi masih berlangsung, meski sudah di bagian akhir. 


Ada jeda antara sesi diskusi dan pertunjukan Wukir dkk yang kala itu tergabung dalam proyek bernama The Instrument Builder. Di sela sesi kopi-rokok itulah, saya berkesempatan berbincang singkat dengan salah satu dari personil duo Senyawa ini. Berikut isi percakapan kami:



Kisah Jurnalis Dalam Jurnalis Berkisah


Saya sempat menyesal saat pertama beli buku ini, meskipun harga yang harus saya bayar lebih murah. Jurnalis Berkisah saya temui di sebuah bazaar buku. Bersama dua buku lainnya, ia jadi buku pertama yang saya sikat. Penyesalan saya terbit dari daftar pustaka yang banyak berupa alamat situs internet. Saya pikir, kalau buku ini cuma mindahin data dari internet, mending saya browsing sendiri. Ternyata, setelah saya lahap kata demi kata, makna demi makna. Sadarlah saya bahwa ini memang buku yang saya butuhkan. Ini buku yang sangat tepat dibaca wartawan, atau orang yang tertarik dengan apa dan bagaimana profesi itu dijalani.

Naskah Hidup Seorang Reporter



Reporter itu mata, telinga dan hati sebuah stasiun televisi. Demikian kata seorang senior saya dari TV elang biru. Melalui indera dan interpretasinya, tiap reporter tentu punya impresi tersendiri soal berbagai peliputan yang ia kerjakan. Bagaimana jadinya jika rangkuman memori itu dirangkum dalam buku? Maka salah satu jawabannya adalah sebuah paket tulisan bertitel Reporter And The City.