Sunday, September 18, 2022

Jenis-Jenis Penonton "Mencuri Raden Saleh"

Tahun 2005, Joko Anwar merilis film Janji Joni. Dibintangi Nicholas Saputra, tokoh Joni ngajak kenalan seorang cewek. Si Nona, baru mau kasih nama kalau Joni kerja lancar di hari itu: nganterin roll film dari satu bioskop ke bioskop lain tanpa ganggu pemutaran. 


Nah, si pacar Nona yang diperankan Mariana Renata itu, cuma mau nonton pemutaran film yang mulus tanpa cela--plus penayangan perdana. Namanya Otto, diperankan Surya Saputra. 


Malam itu--saat saya dan Windi nonton film Mencuri Raden Saleh--saya merasa jadi Otto yang menurut 10 golongan penonton film versi Joni, masuk kategori terakhir. 


Di film Janji Joni, Otto hampir ga dapet tiket nonton gara-gara pacarnya telat. Kami telat juga. Kalau Otto nitip beliin tiket ke orang di antrian depan, saya dan Windi harus sabar nunggu petugas datang di loket pembelian popcorn.


Pada akhirnya, kami masuk pas adegan lukisan Widayat berjudul Hutan Rimba sedang dilelang. Beda sama Otto, kursi saya dan Windi ada di posisi bagus: paling atas dan kursi khusus buat berdua tanpa sekat--well done CGV.


Sayangnya, kami melewatkan adegan pembuka. Di film dokumenter "Blue Print: Making of Mencuri Raden Saleh", adegan pembuka sedemikian spesial karena kamera dioperasikan sebuah robot berlengan.


Sebagai analog Otto si penonton rewel di film Janji Joni, saya tentu merasa kurang puas. Apalagi, dari atas baris A keliatan penonton jenis "pembajak" dan penonton jenis "ponsel". Golongan pertama motret ke arah layar, kelompok terakhir buka chat sampe silau keliatan di pojokan mata.


Melihat gangguan semacam itu, untungnya saya nggak kepancing buat protes kayak Si Otto. Saya malah ternyata masuk ke golongan penonton "pacaran". 


"Kosan kamu dulu di Jalan Raden Saleh kan?" Saya inget tempat ngapel.

"Iyah," kata Windi.


Atau justru tipe keenam: kritikus film.


"Product placement. Not bad lah ya," saya nyeletuk pas Gofar ngemil cokelat di bengkel.


Soal kritik-mengkritik ini, kami sepakat "Mencuri Raden Saleh" menyenangkan. Setidaknya, saya dan Windi masih bahas film ini sampe sekitar dua hari kemudian. Salah satunya ngomongin apakah adegan mobil turun dari bukit buatan CGI, atau diambil drone camera. []

No comments:

Post a Comment