Tuesday, May 13, 2014

Realita Dalam Bayangan Cermin The Amazing Spiderman 2

Adalah seorang pria, namanya Mark David Chapman. Hobinya bermusik, dan menggemari benda-benda seni. Di kamarnya terpampang poster seorang pria, setia mengiringi hobinya menikmati obat bius dan ganja. Kegemaran tadi serupa dengan yang juga sering dilakukan pria di poster kamarnya, John Lennon.

Chapman adalah seorang impostor John Lennon. Ia asosiasikan dirinya bak juru vokal band The Beatles itu. Lalu tibalah suatu hari. Chapman menjadi religius, bahkan fanatis terhadap kristianitas. Ia lalu marah dengan opini bahwa The Beatles mengalahkan popularitas tuhannya. Chapman kemudian memutuskan satu pilihan tindakan: menyarangkan empat peluru ke tubuh John Lennon, setelah meminta tanda tangan sang idola.

Saya kembali duduk di depan layar raksasa. Pertarungan Electro dan Spiderman membelokkan alur pikiran saya tentang kisah tragis John Lennon. Melihat kisah Max Dillon dalam film The Amazing Spiderman 2, mengingatkan saya ke sosok Chapman di atas. Meski tak se-Chapman itu, Max dikisahkan awalnya menggandrungi si muka jaring, bahkan ia pernah diselamatkan Peter Parker bertopeng. Arah dukungan berubah ketika kemarahan Electro ke Spiderman pecah akibat kesalahan seorang polisi yang ia kira melukai atas perintah Spidey.

Itu cuplikan kisah satu musuh Spiderman di seri kedua reboot manusia laba-laba itu. Musuhnya yang lain, Green Goblin. Beda dengan Spiderman versi Sam Raimi yang dibintangi Tobey Maguire, Goblin yang ini adalah mutasi yang dialami Harry Osborne. Norman Osborne yang di versi Spiderman terdahulu jadi seteru Spidey, tewas duluan.

Yang ketiga, tokoh antagonis pengacau kota New York yang harus dihadapi pahlawan kita adalah Rhyno. Si badak, raksasa hijau dan manusia listrik tersebut, berkaitan dengan sebuah perusahaan, Oscorp. Perusahaan yang dikisahkan jadi jantung kota New York ini juga menyimpan jawaban di balik hidup Peter Parker.

Selain menemukan asosiasi kenyataan dalam kisah fiksi Spiderman, yang juga menarik dari menonton film itu adalah mengikuti drama kehidupan Peter Parker yang kini sudah jadi pahlawan. Spiderman kini diakui sebagai penyelamat New York. Sayangnya, saya merasa kehilangan dengan Peter yang dulu dikenal sebagai perwakilan kaum tertindas. Tak tampak lagi Peter yang menanggung perasaan banyak anak yang di-bully lalu berontak membuktikan bahwa dirinya tak lemah. Meski demikian Spiderman yang ini lebih komikal. Tampilan dan tingkah Parker yang diwakili Andrew Garfield terasa lebih mirip dengan Peter di komik.

The Amazing Spiderman: Rise of Electro, sebenarnya juga menyimpan sejumlah sisipan mencengangkan. Siapa sangka, serum yang diselamatkan Spiderman dari pembajakan adalah serum yang akan melahirkan kuartet Teenage Mutant Ninja Turtle. Informasi itu saya dapat dari sini. Dalam sumber tersebut, juga dijabarkan kritik atas berbagai adegan yang klise dan irasional. Salah satunya ketika Gwen akan berangkat keluar negeri. Setelah dipikir, masuk akal juga ketidakmasukakalan itu. Tapi hati-hati ketika buka link tadi, penulis membocorkan spoiler gak kenal kata tega.

Akhirul kalam, The Amazing Spiderman yang sudah seminggu lebih tayang di bioskop ini tetap layak dibayar dengan waktu dan uang tiket bioskop kita. Kapan lagi lihat jagoan yang dulu kita nikmati di komik berlaga dengan rasa lebih nyata. Kalau mau kesan yang lebih nampol, coba tonton film ini di 4DX Blitz Megaplex. Kata teman saya, 130 ribu rupiah setimpal dengan jasa duduk di kursi yang ikut bergerak ketika Spidey berayun. Juga sepadan dengan pijatan di kursi kala Spiderman bertarung.

(Anggap ini credit scene.hehe) Jangan dulu beranjak dari tempat duduk ketika dua jam lebih durasi film berlalu. Tunggu beberapa menit sampai sebuah adegan khas film super hero Marvel. Ada yang aneh disana. Dalam The Amazing Spiderman pertama, credit scene menampilkan Lizard yang dipenjara lalu dihampiri bisikan. Nah di seri kedua ini, credit scene menampilkan serangan anak buah Magneto pimpinan Mistique di sebuah barak tentara. Ya, ada X-Men di film The Amazing Spiderman 2. Kilasan kisah X-Men juga muncul di film Captain America: The Winter Soldier. Disana yang dimunculkan adalah kembar Quick Silver dan Scarlet Witch. Mereka adalah anak Magneto. Apa maksudnya X-Men menyusup di film X-Men lain? Akankah nanti mereka akan bergabung di satu layar? Kita tunggu perkembangan berikutnya. [rheza ardiansyah]

No comments:

Post a Comment