Saturday, May 5, 2012

Modus Terlarang

Beberapa penikmat film mungkin setuju bahwa salah satu kriteria film yang bagus adalah film yang sulit dilupakan, saking berkesannya. Beberapa film berkesan dan sulit dilupakan, karena dia punya misteri yang menuntut kita untuk memecahkannya. Dua contoh film dengan kriteria demikian adalah Modus Anomali dan Pintu Terlarang. Keduanya adalah film besutan sutradara jempolan Joko Anwar. Selain karena karakteristik filmnya (mulai dari penokohan hingga alur) yang unik, dalam setiap filmnya, ia selalu menyisipkan bocoran tentang film selanjutnya yang akan ia buat.

Modus Anomali





Bayangkan, bagaimana jadinya jika manusia punya berbagai macam modus yang bisa diaktifkan dalam dirinya. Layaknya ponsel yang punya banyak modus aktivasi, seperti modus dering atau getar. Sesosok pria yang mengaktifkan modus tertentu dalam dirinya adalah tokoh utama di film peraih penghargaan Buncheon Award di Korea Selatan ini. Melalui akun twitternya, Joko Anwar mengaku menyisipkan tiga bocoran tentang filmnya setelah Modus Anomali. Sayangnya, hingga saat ini saya belum menemukan ketiganya. Hehe. Adakah diantara teman-teman yang sudah menemukan kode rahasia itu?


Film Modus Anomali ini, sebenarnaya sudah disinggung setidaknya dua kali di film Pintu Terlarang. Tengok saja potongan adegan berikut:




Saya tidak akan menceritakan alur kisah di Modus Anomali, rasanya masih terlalu berharga jika harus dibuka sekarang. Hehe. Kamu yang belum menonton Modus Anomali, saya sarankan untuk segera menikmatinya. Korbanan harga tiket yang kamu bayarkan akan setara dengan senyuman kecil kekaguman setelah kamu menontonnya.

Pintu Terlarang

Film ini diproduksi tahun 2009. Andai saja Modus Anomali tayang di bioskop Indonesia tahun 2011, maka Joko Anwar punya pola menarik dalam penerbitan karyanya. Jika Janji Joni muncul di tahun 2005, Kala hadir 2007. Dua tahun kemudian barulah film yang akan kita gunjingkan ini ia lepas liarkan. Pintu terlarang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Sekar Ayu Asmara. Di film yang dibintangi Fahri Albar ini, Joko menyisipkan beberapa hal menarik yang menggelitik saya untuk mengungkapnya.

Pertama,nomor urut yang seakan acak di pintu menuju kantor pengurus Herosase. Saya curiga, nomor itu jangan-jangan punya makna tertentu. Sejauh ini, saya masih memahami urutan nomor itu sebagai urutan acak dari angka satu hingga delapan.



Kedua, menu tontonan di Herosase. Saya curiga diantara nama-nama itu, ada nama keluarga atau orang yang terkait dengan Modus Anomali. Mungkin diantara nama itu ada nama keluarga yang bertamasya di hutan? Bisa jadi.


Ketiga, logo Freemason di awal penayangan video di Herosase. Entah apa maksud Joko menampilkan logo ini. Satu lagi, lukisan mata kiri yang menutup si pintu terlarang.




 Keempat. Kamu masih ingat sepuluh jenis penonton bioskop menurut film Janji Joni? Sepertinya saya termasuk jenis penonton kesepuluh. Waktu nonton Modus Anomali, saya sangat merasa terganggu dengan obrolan kampungan (itu ekspresi kemarahan saya) anak-anak SMP yang berisik hampir selama film diputar. Rasanya saya ingin melempar sepatu ke arah mereka. Untung saya bisa tahan. Meski saya gak seperfeksionis tokoh yang diperankan Surya Saputra di film Janji Joni yang sampe harus negur pemutar roll film, saya cukup yakin bahwa saya seperti tokoh itu, mudah terganggu dengan detil yang mungkin kecil.

Di film "?" dan "Karena Cinta Itu Ada", saya sempat mengungkapkan ganjalan hati saya dalam menikmati dua film tadi. Di film Pintu Terlarang, saya agak gemas melihat pintu yang didobrak Gambir seakan tidak rasional. Gambir melubangi pintu itu dengan kapak. Saya kira maksudnya agar dia bisa masuk melalui lubang yang akan ia buat, karena pintu tak bisa terbuka normal akibat digembok. Ternyata Gambir masuk setelah pintu dibuka seperti biasa. Memang ada bekas hajaran kapaknya yang merusak pintu, tapi kok gemboknya ga membekas di handle pintu? Warna pintunya juga jadi beda. Pintunya juga malah terbuka ke dalam, padahal engselnya ada di luar bagian ruang rahasia. Harusnya Gambir membuka pintunya dengan menarik daun pintu, bukan mendorongnya. Tapi sudahlah, itu hal kecil.




Kelima. Saat Gambir tahu bahwa ibu si anak yang dibunuh adalah ibunya sendiri, lalu si anak berkata "kamu gagal menyelamatkan kita". Kalimat itu mengingatkan saya ke dialog Evans di film Modus Anomali. Dia bilang sambil memeluk wanita hamil yang dibunuh, "Sorry I can't protect us".


Keenam. Gambir lalu masuk ke dunia tempat ia menjadi pastor. Lalu di bilik pengakuan dosa, seorang pria mengaku telah membunuh istrinya, tapi ia merasa senang istrinya telah mati. Pria itu kemudian menyimpulkan bahwa ia akan manjalani rutinitasnya seperti biasa. Lalu pria itu keluar bilik, dan terlihatlah siapa dia. Pria itu diperankan oleh Rio Dewanto, tokoh utama di film Modus Anomali. Di film Modus Anomali, Rio memang memerankan tokoh yang hobi membunuh. Joko Anwar sepertinya suka mengait-ngaitkan tokoh di satu film dengan film lain. Kalau memang demikian, bisa jadi tokoh Fahri Albar di Kala juga terkait dengan Fahri Albar di pintu terlarang.



Terakhir. Joko Anwar ternyata mengajak duo sineas Mo Brothers jadi cameo. Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel jadi satpam Herosase. Di Pintu Terlarang, mereka mengusir Gambir karena belum menjadi anggota klub rahasia itu. 


(Rheza Ardiansyah)

1 comment: