Friday, May 15, 2020

Kualat

Masih soal George Orwell. Beberapa hari lalu saya tamat baca satu dari dua buku terakhir yang dia tulis sebelum meninggal: Animal Farm. Saya pernah ulas buku ini beberapa hari lalu. Ceritanya tentang alegori pemerintahan ala Marxisme-Leninisme di Uni Soviet saat novel ini ditulis—tahun 1945. 

Di bagian akhir, dikisahkan bahwa babi yang memimpin revolusi kemudian bersekutu dengan manusia—seraya menindas sesama binatang lain. Paragraf akhir rangkaian kisah ini menggambarkan bahwa antara mereka sudah tidak bisa lagi dibedakan. 

Animal Farm meninggalkan kesan bahwa kekuasaan memabukkan. Penggulingan kekuasaan atas binatang awalnya berangkat dari semangat: 
“Tak seekor binatang pun di Inggris tahu arti hidup bahagia atau waktu senggang sesudah ia berusia satu tahun. Tidak ada satu ekor binatang pun di Inggris ini yang bebas. Hidup seekor binatang supersengsara dan penuh perbudakan: ini adalah kenyataan yang sebenar-benarnya.” 
Namun ternyata, begitu cita-cita pembebasan diaplikasikan generasi berikutnya,  kondisi itu tidak jauh berbeda. Dalam buku dari Mao ke Marcuse, Franz Magnis-Suseno menuliskan: 
“Dalam kurun waktu hanya 74 tahun—dari Revolusi Oktober sampai 1991—rezim-rezim komunis sedunia membunuh sekurang-kurangnya 60 juta orang, suatu angka yang sulit dibayangkan.” (Hal. 40) 
Meski begitu, cita-cita sosialisme bukan berarti tidak mendatangkan manfaat. Cita-cita kepemilikan bersama di Venezuela membuat indeks pertumbuhan manusia di sana lebih baik dari Indonesia. Demokratisasi di lingkungan kerja juga disebut-sebut ekonom Richard Wolff sebagai obat bagi ketimpangan akibat kapitalisme. Sosialisme-kapitalisme-nasionalisme dalam kadar yang tepat, barangkali bisa kita lihat di negara Skandinavia. 

Secara global, trik pengelolaan manusia—yang sekarang jumlahnya sudah mencapai 7 milyar orang—nampaknya tidak akan lepas dari sistem yang serupa dengan kondisi di peternakan: ada yang harus kerja dalam durasi lama, ada yang terus dieksploitasi, ada yang menumpuk hasil produksi dalam peternakan. 

Ada sebuah podcast yang khusus ulas buku. Namanya Males Baca. Mereka menangkap pemahaman menarik tentang Sapiens-nya Yuval Noah Harari. Kita mengurung binatang dalam peternakan. Akibatnya, kita sekarang jadi objek ternak sistem. Kualat. []

No comments:

Post a Comment