Wednesday, May 6, 2020

Explained

Sejak 2 minggu lalu, akun youtube netflix menayangkan beberapa koleksi konten yang semula hanya bisa diakses melalui pembelian jasa “rental film” mereka. Beberapa di antara judul itu, hasil kerjasama antara Netflix dan Vox Media Studios. Video produksi Vox ini, biasanya saya tonton di akun youtube mereka. Saya bahkan melanggan karya salah seorang alumni presenter program merek: Johnny Harris.

Dalam tulisan ini, saya akan ulas 3 video serial Explained yang tayang di YouTube. Rangkaian video Explained berisi penjelasan tentang topik-topik yang tidak lekang figura waktu (timeless).

Explained | Music

Manusia mengenal musik sebagai bagian dari tahapan evolusi. Ada bagian otak tertentu yang mampu mengenali berbagai unsur musik—dari tempo, timbre, dan aspek lain. Sebenarnya, beberapa elemen musik juga dikenali spesies lain. Hal itu sedikit dibahas untuk memberi gambaran besar tentang bagaimana musik berperan secara luas.

Dalam bagian lain dokumenter yang dinarasikan oleh musisi Charlie Rae Jepsen ini, ada pula perbedaan persepsi tentang suasana akor mayor dan akor minor. Jika dalam budaya barat mayor bercita suara riang, maka persepsi sebaliknya terjadi dalam musik khas Bali. Seorang narasumber pun memainkan sepotong komposisi, lantas menjelaskan bahwa rangkaian nada yang ia contohkan biasa dilantukan dalam prosesi ngaben—upacara kremasi tradisional.

Salah seorang narasumber lain, musisi bernama panggung TOKiMONSTA. Dia didiagnosa mengidap sebuah kelainan bernama moyamoya. Penyakit ini membuatnya merasakan musik sebagai derau (noise). Gejalanya sudah ada sejak 10 tahun sebelum ia menjalani operasi di tahun 2015. Pada akhirnya, ia tetap bisa produktif setelah menjalani dua kali operasi di bagian otak. Bahkan, musisi bernama asli Jennifer Lee ini sempat dinominasikan sebagai penerima penghargaan Grammy di tahun 2019.

Explained | The Stock Market

Dalam episode ini, konsep pasar modal dijelaskan melalui permainan jual beli yang diperankan anak-anak. Seorang anak menjual jus lemon. Bisnisnya cukup menjanjikan, namun ketika mengajukan pinjaman ke bank ia ditolak. Maka solusi yang ia tempuh: menjual kepemilikan perusahaannya ke orang lain yang bersedia memberi modal usaha.

Perkembangan pasar modal kemudian dibahas dengan tambahan video footage lawas. Perbedaan berbagai indeks yang melakukan pemeringkatan nilai saham juga dijelaskan. Lalu muncullah beberapa tokoh yang menandai persepsi khusus soal perkembangan pasar modal. Ada John Maynard Keynes sampai Warren Buffet. Tayangan ini membantu meningkatkan pemahaman buat investor pemula. Atau bisa jadi memancing pertimbangan tertentu agar calon investor punya keputusan menjadi penabung saham.

Explained | Racial Wealth Gap

Ternyata, di Amerika Serikat stigmatisasi berdasarkan ras berbuah ketimpangan ekonomi. Karena pernah diperlakukan sebagai budak, warga keturunan kulit hitam memiliki tendensi untuk tidak lebih makmur dibanding warga kulit putih.

Penyebabnya, ada di kepemilikan aset yang terus berkembang. Seorang narasumber membahas lebih mendalam tentang pentingnya kepemilikan rumah dalam menganalis sumber disparitas ini. Dalam hal kebijakan mengajukan pinjaman, warga kulit hitam juga masih menemui stigmatisasi yang menghambat mereka untuk diperlakukan setara.

Nada utama dalam dokumenter singkat ini, terasa seiring dengan dokumenter lain yang juga ada di akun YouTube Netflix. Judulnya 13th. Film yang sempat saya ulas beberapa hari lalu itu, lebih berfokus ke pembahasan berbasis stigma rasial dalam sektor penegakan hukum.

*** 

Selain tiga judul di atas, sebetulnya masih ada titel Explained lain yang juga menarik ditonton—misalnya tentang olah raga kriket dan pembahasan tanda seru. Bukan hanya Explained, serial Our Planet, Babies dan Abstract pun ada di akun YouTube Netflix. Selamat menonton!

No comments:

Post a Comment