Monday, May 18, 2020

Abstract

Sekali lagi: Netflix. Yang gratisan. Bisa ditonton melalui YouTube. Judul serialnya Abstract. Bahasannya tentang makna “desain” dalam berbagai bidang. Yang saya tonton: arsitektur dan fotografi.

Arsitektur

Bidang rancang bangun disampaikan melalui karya seorang arsitek dari Denmark: Bjarke Ingels. Di usia 40 tahun, dia memimpin sebuah perusahaan konsultan arsitektur dengan desain inovatif.

Melalui film ini, kita diajak melihat beberapa karya Bjarke. Mulai dari ruang publik di tepi pantai Copenhagen yang ia beri nama Maritime Youth House. Area terbuka ini berupa lantai kayu yang menaungi bagian tanah yang dibiarkan natural. Desain ini memenangi sebuah penghargaan.

Bjarke juga merancang hunian bernama The VM House. Dari udara, bentuknya memang terlihat seperti huruf V dan M yang disusun vertikal. Developer (pengembang yang mendanai proyek) bangunan ini, memercayakan pembangunan VM House karena Bjarke menjanjikan biaya konstruksi murah. Rahasianya, tiap unit apartemen dibuat sedemikian rupa hingga koridor utama, ada di setiap tiga lantai, bukan tiap lantai.

Bagi Bjarke, arsitektur itu ibarat film Inception. Film arahan Christopher Nolan itu menggambarkan berbagai hal yang bisa dilakukan seseorang di dunia mimpi. Menurutnya, seperti itulah arsitektur berfungsi. Kaitan Inception sebagai pembuka film, ditutup dengan sebuah pertanyaan di akhir dokumenter 44 menit ini:
“I never dream about my work, actually. Interestingly enough.”
Fotografi

Seorang fotografer naik perahu di Yunani. Dia memotret sang nelayan. Atau mungkin kapten kapal itu. Kameranya analog. Sang fotografer pun mengarahkan ekspresi wajah subjek foto. Seakan-akan fokusnya hanya tertuju ke bagian wajah. Setelah itu, hamburan foto wajah tokoh prominen bergantian membuka kisah.

Hari itu, mantan sekretaris negara AS Jenderal Colin Powell datang ke sebuah studio. Di tempat itulah Platon biasa memotret tokoh publik. Mereka biasa didudukkan di sebuah bangku.
“Gadafi sat on that box, and Putin.”
Platon dikenal dengan karakter fotonya yang menonjolkan ekspresi wajah. Pengarah fotografi dari Time Magazine menjelaskan bahwa fotonya selalu tentang cahaya dan mata.
Ekspresi itu ia rekam melalui obrolan selama proses pemotretan. Kita bisa melihat bagaimana Platon mengajak Colin berbicara soal pernikahan sang jenderal. Hingga orang yang akan dia foto terbuka soal kisah privatnya.
“By the time my son was ten years old, I’d been away three years of his life. Two years in Vietnam and a year in Korea.”
Cara yang sama dijalani Platon saat dia memotret di luar studio. Penonton diajak melihat perjalanan ke Kongo, bertemu dokter Denis Mukwege. Ahli ginekologi ini membuka praktik bagi para ibu korban perkosaan. Di momen inilah Platon menyampaikan gagasannya soal kekuatan desain:
“The power of the content, that’s the whole point of design.”
“You’re looking for a moment, when you feel you’re as close to the soul as possible. That’s what good design is.” []

No comments:

Post a Comment