Monday, May 25, 2020

Babi

Kritik sosial Bong Joon-ho dalam filmnya, selalu menarik diikuti. Setelah sebelumnya saya bahas itu di film Parasite dan The Host, kali ini saya mau bicara tentang Snowpiercer dan Okja.

Serupa Parasite, Snowpiercer bercerita tentang pertentangan kelas sosial. Alkisah, di akhir zaman ada sebuah kereta yang berputar mengelilingi sejumlah area planet bumi. Di dalamnya, koloni manusia terakhir menjalani hidup.

Tokoh utama kita—yang diperankan Chris Evans—menghuni gerbong buncit. Kondisi di sana memprihatinkan. Citra kemiskinan lekat dengan para penghuninya. Lantas jagoan kita ingin merangsek ke lokomotif.

Sepanjang perjalanan, dia mendapati kondisi yang ternyata berbeda-beda. Semakin maju, kehidupan terlihat semakin nyaman. Begitu sampai di bagian depan, ternyata memang semuanya diatur by design.

Pengelolaan kelas gerbong dan manusia yang menempatinya, ibarat trik spesies kita mengorganisasi diri. Ketimpangan tidak terelakkan akibat keserakahan.

Keserakahan pula yang memutus hubungan Okja dan Mija. Okja ini babi, tapi bukan babi biasa. Dia hewan sumber pangan hasil rekayasa genetika. Karena produk pangan yang berasal dari Genetically Modified Organism (GMO) tidak disukai pasar, peternak Ojka menyembunyikan fakta asal-usul hewan ternaknya.

Di sisi lain, kawanan organisasi Animal Liberation Front turun tangan demi membebaskan Okja. Aksi mereka menghibur. Para anggotanya harus memegang prinsip tanpa kekerasan dan bertindak atas dasar izin (consent).

Sekali lagi, Bong menyisipkan kritik untuk kapitalisme yang buta rasa. Ketika ditanya kenapa Mirando ingin membunuh Okja, jawabannya:
“Well, we only can sell the dead ones.” []

No comments:

Post a Comment